Selasa, 24 Januari 2017

Hujan Mengingatkan Akan Kegagalanku


Aku tidak tahu cara mengungkapkannya tapi hari ini semua serba salah dan aku tidak dapat melakukan apapun untuk merubahnya. Aku merasa gagal sebagai seorang wanita berumur 26 (akan menjadi 27 akhir tahun 2017) dan sampai sekarang tidak dapat membahagiakan ataupun membanggakan siapapun, bahkan orang tua dan keluarga sendiri.

Orang tua tinggal mama seorang dan keluarga ada 1 adik perempuan yang sekarang tinggal dan bekerja di Singapore serta telah mendapat Permanent Resident (PR) untuk hidup di sana. Sedangkan aku sendiri di Jakarta berjuang tanpa hasil. Mama terus mendesak agar aku pindah ke Singapore namun apa daya aku tidak begitu menyukai negara itu. Aku malah lebih memilih untuk tinggal di China namun sayang nasib berkata lain. Aku tidak dapat tinggal di China karena peruntungan yang kurang bagus dalam mendapat pekerjaan di sana dan berhutang sehingga aku harus pulang.

Yang membuatku lebih malu lagi adalah yang melunasi hutang-hutangku semasa berada di China tidak lain dan tidak bukan adalah mamaku sendiri. Beliau selalu berusaha menjadi mama yang baik bagi kedua anak perempuannya. Namun aku belum dapat membalas apapun yang telah diberikan beliau selama ini bahkan selalu menentangnya.

Semua orang yang kukenal sangat menyayangi orang tuanya namun hanya aku yang tidak dapat merasakan apapun tapi kehampaan. Perasaan seperti ini tidak dapat kugambarkan bahkan aku merasa bahwa aku memiliki kelainan mental yang membuatku tidak dapat memikirkan apapun selain diri sendiri. Terkadang aku menangis sendiri tanpa diketahui siapapun saat mengecewakan orang-orang yang telah percaya padaku.

Seperti hari ini, aku ditanyai oleh salah satu direktur mengenai kelanjutan pencetakan kartu namanya. Memang aku langsung mengerjakan tetapi tugas itu sudah diberikan sejak minggu lalu dan aku melupakannya sampai beliau menanyakannya. Aku merasa gagal sebagai seorang sekretaris yang seharusnya memprioritaskan hal-hal yang berhubungan dengan para direktur. Aku ingin berusaha lebih baik lagi dan menjadi yang terbaik untuk orang-orang yang telah percaya padaku.

Aku pergi untuk mencetak kartu nama tersebut setelah desainnya diselesaikan oleh tim kreatif. Pada saat selesai, aku mengecek dan tidak menyadari adanya kesalahan sampai aku tiba di kantor dan menunjukkannya pada bagian HRD yang telah banyak membantuku selama menjalani tugasku sebagai sekretaris. Di sanalah aku menyadari kesalahanku dan aku benar-benar sangat kecewa dengan diriku sendiri. Mengapa hal sedetil itu bisa terlewatkan olehku, seorang sekretaris yang seharusnya memperhatikan setiap detil dari setiap hal? Mengapa aku masih tidak belajar dari pengalaman terdahulu?

Saat akan pulang ke kantor, hujan turun dan hujan itu mengingatkanku terus akan kegagalanku di mana seorang aku yang sudah langsung ke lapangan untuk proses pencetakan, menunggu sekitar 1 jam untuk hasil jadinya dan masih melakukan kesalahan.

3 box kartu nama yang salah cetak itu aku taruh dalam lemari dataku dan ditempatkan di bagian paling depan sebagai pengingat pada saat aku membuka lemari tersebut bahwa aku tidak boleh gagal lagi, baik sebagai seorang sekretaris maupun sebagai seorang anak sulung.

Tidak ada komentar: