Senin, 06 November 2023

Berakhir Setelah Hampir Tiga Tahun Berjuang di Akulaku


Di November 2020 gue diterima bekerja di Akulaku dan setelah berjuang selama hampir 3 tahun, akhirnya gue memutuskan untuk mengundurkan diri di Juli 2023. Keputusan gue untuk mengundurkan diri memang sangat disayangkan padahal sebentar lagi gue akan bisa mengajukan untuk menjadi karyawan tetap setelah berakhirnya kontrak nanti di Desember 2023. Pengunduran diri gue sendiri juga bukan tanpa alasan yang kuat. Akulaku adalah perusahaan terlama tempat gue bernaung dan setelah bernaung selama itu sebenarnya sulit bagi gue juga untuk memutuskan seperti itu namun jika gue tetap di sana maka ada yang harus gue korbankan selain tenaga dan waktu yaitu emosi dan harga diri.

Saat bekerja di Akulaku, gue sudah pernah pindah divisi, dari yang awalnya di divisi Human Resources sebagai Rekruiter menjadi ke divisi Customer Service sebagai Trainer bahkan membantu di divisi Openpay sebagai Operasional. Ada drama yang menjadi alasan perpindahan divisi itu, berawal dari kepala divisi HR berinisial G, biasa dipanggil Mr. G, yang meminta gue untuk membantu riset dan divisi lain sebagai penerjemah di bulan pertama masuknya gue di perusahaan itu. Di minggu pertama bulan kedua barulah gue benar-benar ditugaskan sebagai rekruiter setelah bantuan gue di divisi lain selesai.

*****

Drama 1

Di minggu kedua bulan kedua, gue dikabari oleh partner perusahaan yang mengurusi kontrak karyawan bahwa Mr. G ingin terminasi gue karena kinerja gue tidak memuaskan. Rasa kecewa, marah, tidak terima berkumpul menjadi satu sampai dengan suara bergetar gue sampaikan suara hati gue kalau gue tidak terima diterminasi dengan alasan seperti itu karena tidak adil menentukan performa dalam waktu seminggu padahal sebulan pertama diminta untuk membantu divisi lain sehingga benar-benar menyentuh pekerjaan rekruiter hanya seminggu kemarin saja. Rasanya ingin menangis padahal gue baru mendapatkan pekerjaan itu sebulan yang lalu dan dengan susah payah setelah luntang-lantung tanpa pekerjaan selama delapan bulan. Setelah gue sampaikan suara hati gue, si Mr. G akhirnya mencari divisi yang sedang membutuhkan seseorang berbahasa mandarin juga supaya gue bisa dipindahin dan kebetulan divisi Customer Service sedang membutuhkan seorang trainer yang bisa berbahasa Mandarin. Dengan itu, gue diundang interview oleh kepala-kepala divisi terkait dan pada Maret 2021 resmilah gue masuk ke divisi Customer Service sebagai seorang trainer.

*****

Drama 2

Setelah gue masuk ke divisi Customer Service sebagai seorang trainer barulah gue sadar kalau divisi itu belum pernah ada trainer sebelumnya dan gue adalah trainer pertama yang ada di divisi itu. Selama ini training di divisi itu dilakukan oleh Team Leader mereka sendiri dan setelah gue masuk ke divisi itu, barulah amanah itu diserahkan ke gue. Awalnya gue lumayan takut karena sebenarnya gue tidak punya pengalaman training sama sekali namun kalau pengalaman presentasi pernah. Berhubung di tahun itu masih marak pandemi, jadi training dilakukan secara daring (online). Untunglah di saat itu berkat dukungan dari para Manajer terkait seperti S & F dan juga dukungan pribadi dari pasangan, gue bisa mengasah kemampuan training gue perlahan. Di awal berada di divisi itu, gue kekurangan informasi tentang SOP maupun aturan dalam divisi itu dan gue berinisiatif menggali sendiri, mencoba semuanya sendiri dan setelah hampir setahun barulah gue benar-benar paham dengan alur dari divisi ini.

Di tahun kedua gue berada di divisi ini, yaitu tahun 2022, divisi kami terpisah menjadi dua karena audit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharuskan kasus-kasus untuk belanja online diurus oleh agent khusus belanja online yang diberi nama ASI dan kasus-kasus untuk keuangan online (cicilan & pinjaman) diurus oleh agent khusus keuangan online yang diberi nama AFI. Beberapa agent yang awalnya ASI dipindahkan ke AFI di bawah kepemimpinan yang baru. Manajer Divisi AFI yang saat itu diambil dari divisi Anti Fraud membatasi aktivitas komunikasi antara ASI dan AFI sehingga muncullah kerenggangan antar dua divisi tersebut dan sifat asli beberapa Team Leader maupun agent-agent yang dipindahkan ke AFI pun mulai terlihat.

Tak berapa lama, gue kedatangan Supervisor baru yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas para Agent Customer Service (QC) bernama R, seorang Direktur Divisi baru untuk ASI bernama WG dan seorang Direktur Divisi baru untuk AFI bernama WC. F sendiri yang awalnya Manajer Follow up sekarang menjadi Manajer Divisi yang mengepalai kita semua. Di saat itu, semua rencana yang awalnya hanya berupa gambaran perlahan bisa diwujudkan satu persatu. Tahun itu memang merupakan tahun yang berat karena perombakan yang besar untuk kepentingan bersama. Gue sendiri sering berselisih paham dengan WG yang selalu ditengahi oleh F. F membantu menjelaskan visi dari WG yang sebenarnya sama saja dengan visi kami semua, hanya saja pelaksanaannya agak berbeda. Tetap saja selalu ada perselisihan antara gue dan WG sampai akhirnya WG melakukan perjalanan dinas ke Indonesia dan di saat itulah hubungan pekerjaan gue dan WG mulai membaik karena gue akhirnya bisa mengerti cara kerja dia secara langsung dan gue percayakan semua visi dan harapan kami ke WG & F. Gue sebagai trainer akan bekerjasama dengan R sebagai Supervisor QC untuk meningkatkan kualitas para agent kami sehingga pelayanan agent kami bisa bersanding dengan pelayanan agent-agent Customer Service di bank. Ada satu orang yang ditinggalkan dalam rencana tersebut, sebenarnya tidak bisa disebut ditinggalkan juga karena naiknya F membuat orang ini merasa tersaingi sehingga semua keputusan yang awalnya melalui persetujuan dia, semuanya jadi lewat F, kita panggil saja Expat F. Untuk diskusi, kami tetap berusaha mengikutkan Expat F namun dia selalu sibuk mengurusi AFI (diminta bantu oleh WC untuk mengurus AFI) sehingga dia selalu ketinggalan diskusi kami sampai akhirnya dia tidak tahu perkembangan kami yang di ASI.

Di pertengahan tahun kedua, gue diberikan bawahan bernama A untuk membantu kesibukan gue mengatur jadwal training dan merapikan dokumen-dokumen training yang ada. Setelah ikut dengan gue kira-kira enam bulan, si A gue tinggal untuk training vendor baru ke Yogyakarta selama sebulan. Gue ke Yogyakarta bersama R di akhir bulan Februari 2023 untuk melakukan training. Awalnya semua lancar dan gue benar-benar menikmati pekerjaan gue waktu itu walaupun padat sekali waktu itu. Setiap selesai training, sore hingga malam jam sembilan atau sepuluh, gue masih meninjau kembali kesiapan materi untuk besoknya. Walaupun padat dan sering dumel soal itu, tapi gue sangat menyukai dan menikmatinya.

Singkat cerita, di minggu kedua bulan Maret 2023, gue dan R mendapat kejutan dari Jakarta. WG mengundurkan diri. Gue dan R benar-benar sulit mencerna dan menyayangkan keputusan WG namun jauh dalam hati, kami sebenarnya sudah tahu alasan beliau mengundurkan, karena kalah berpolitik dengan Direktur Divisi AFI, WC. Akhirnya WC memegang kendali dua divisi (ASI & AFI) di saat gue dan R masih melakukan training di Yogyakarta. Awalnya tidak ada masalah namun masalah mulai muncul di minggu ketiga bulan Maret 2023, saat rencana yang belum sempat dirampungkan namun telah dikerjakan dengan susah payah pada saat masa WG ditolak mentah-mentah oleh WC karena WC tipe orang yang ingin dituruti keinginannya dan dia tidak mau peninggalan-peninggalan di masa WG dilanjutkan. Saat itu gue dan WC berdebat dalam forum diskusi online (yang seharusnya tidak gue lakukan) sampai WC membentak dan tanpa mau melanjutkan pembicaraan, menyerahkan ke Expat F untuk diselesaikan dan gue benar-benar diacuhkan. Dalam kemarahan, gue langsung keluar dari forum diskusi online itu tanpa berpamitan sama sekali (seharusnya tidak gue lakuin juga).

Gue menangis. Ya, gue menangis, tapi bukan karena sedih namun karena kemarahan yang luar biasa. Gue berpikir kenapa orang itu harus datang dan menghancurkan rencana yang sedikit lagi rampung padahal dia tidak mengerti apa-apa. Apakah diskusi gue dan R untuk merampungkan rencana itu selama dua bulan harus berakhir sia-sia? Gue duduk sambil memikirkan apa yang akan terjadi saat gue dan R kembali ke Jakarta nanti. R menenangkan gue dan akhirnya kami kembali ke Jakarta pada awal April 2023.

*****

Drama 3

Setelah gue dan R kembali ke Jakarta, suasana berubah total. Expat F terlihat enggan berkomunikasi sama gue dan terlihat...entahlah, sedikit angkuh mungkin? Ternyata alasan Expat F bersikap seperti itu karena dia sudah diberi kuasa lebih untuk memimpin tim training yang dikepalai oleh gue dan tim QC yang dikepalai oleh R padahal dia tidak tahu apapun tentang perkembangan kami. Dia sering miskomunikasi mengenai kebijakan-kebijakan yang sudah diubah sejak masa WG karena dia tidak tahu menahu mengenai perkembangan tim ASI kami sejak dia diperbantukan di tim AFI. Sejak WG mengundurkan diri, F juga kehilangan kuasanya untuk melakukan beberapa hal karena yang menjadi atasan langsungnya saat itu adalah WC. F menyarankan gue yang saat itu sedang dalam keadaan terbakar emosi untuk mengikuti saja alurnya terlebih dahulu dan yang masih dapat diubah agar diubah terlebih dahulu.

Akhirnya gue menuruti kata-kata F saat itu namun sialnya tidak berapa lama setelah itu, F & R yang merupakan rekan seperjuangan gue harus angkat kaki dari perusahaan karena masalah pribadi sehingga tinggallah gue sendiri yang masih berusaha berjuang. Dulu, tombak perubahan disusun dan diatur oleh WG, F, R dan gue, sekarang sisa gue sendiri. Gue berusaha mempertahankan hal baik yang ditinggalkan oleh mereka bertiga dan meningkatkan apa yang sekiranya bisa ditingkatkan. Gue kira bawahan-bawahan peninggalan F & R akan berjuang bersama gue tapi ternyata gue salah. Mereka tidak sevokal gue dan lebih banyak diam, pasrah menerima keadaan, lebih dikenal dengan "cari aman". Gue tidak bisa menyalahkan mereka karena mereka juga tidak salah hanya karena mereka cari aman. Mereka punya tanggungan entah itu tagihan atau keluarga dan mereka masih membutuhkan pekerjaan yang menghasilkan dimana kalau berjuang bersama gue, mereka memiliki risiko kehilangan sumber penghasilan mereka. Gue tidak marah hanya merasa kecewa saja padahal baik buruknya semua yang terjadi juga mempengaruhi kenyamanan bekerja mereka dan gue berusaha mempertahankan kenyamanan bekerja semua orang di tim gue.

Sepanjang April 2023, banyak perubahan yang membuat banyak agent-agent yang mengundurkan diri entah karena mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik atau karena sudah tidak nyaman bekerja di tim itu. Tak berapa lama, di bulan Mei 2023, gue diminta untuk membantu di divisi Openpay dan selama di sana gue nantinya boleh memilih untuk pindah ke sana jika nyaman atau kembali lagi ke divisi Customer Service. Saat itu juga perasaan gue mengatakan ada maksud lain dari tawaran itu, ingin membuat gue tidak nyaman dan mundur sendiri. Walau itu masih hanya asumsi namun asumsi itu terasa kuat melekat ditambah dengan beberapa kenyataan yang terlihat di depan mata, contohnya :
1. Dulu saat direkrut dari agent, A jelas adalah bawahan gue jadi secara logika, semua hal harus melalui gue dulu baru nanti gue saring dan bagi tugas ke si A, namun si Expat F langsung ke si A dan memberikan tugas-tugas yang harusnya gue yang menugaskan karena gue adalah leadernya si A. Si A sendiri tidak bisa menolak dengan dalih tugas-tugas yang diberikan harus dari gue sebagai leadernya karena dia masih butuh penghasilan. Dari ini, gue sudah bisa menyimpulkan bahwa dia sudah menganggap gue tidak ada di sana.
2. Setiap diskusi atau rapat mengenai training, gue tidak pernah diikutkan namun A tetap diajak, menguatkan keyakinan kalau gue mau dibuang secara tidak langsung.

Saat itu gue masih diam dan mengatakan bahwa akan mencoba dulu di divisi Openpay selama dua bulan sesuai perjanjian. Di bulan kedua berada dalam divisi Openpay tersebut, gue merasa bahaya semakin dekat dan di saat gue tahu kendali A mulai dipegang oleh trainer baru bernama I, gue sadar masa kerja gue di perusahaan ini tidak akan lama lagi.

*****

Gue akhirnya mengajukan pengunduran diri di bulan Juni 2023 dan disetujui dengan sangat cepat oleh Expat F, menguatkan asumsiku sebelumnya tapi gue tidak peduli lagi karena sudah terlalu muak. Di bulan itu juga gue memberitahu WC kalau gue ingin kembali ke divisi Customer Service dan dia terdengar kaget. Mungkin dia mengira gue akan pindah jadi dia tidak perlu berurusan dengan bawahan tak patuh seperti gue. Gue memang kembali ke divisi Customer Service namun gue kembali dengan mengajukan pengunduran diri karena gue sudah tidak diinginkan lagi. Untuk apa bertahan di tempat yang tidak menginginkan kita lagi? Lebih baik berjalan pergi dengan sedikit harga diri yang tersisa.

31 Juli 2023 adalah hari terakhir gue di Akulaku dan di 1 Agustus 2023, gue resmi menjadi mantan karyawan Akulaku dimana tanggal 7 Agustus 2023 nanti gue akan masuk ke sebuah perusahaan yang lebih parah dari Akulaku.

Simak kisah gue di perusahaan baru di sini.

Tidak ada komentar: